Selasa, 29 November 2011

AKSARA-AKSARA DI INDONESIA

Huruf Pallawa

Huruf Pallawa Pallava mengacu pada periode sejarah ketika sebuah dinasti-prajurit raja dengan nama itu memerintah banyak Tenggara India:.Periode kira-kira 3-abad ke-5 M, dan kehadiran mereka terasa jauh seperti Filipina dan Kalimantan .

Sebab apabila mereka tidak keprajuritan atau perdagangan - atau mungkin karena kegiatan tersebut di tanah asing - mereka mengembangkan (atau dipupuk) yang sangat indah dan berpengaruh menulis skrip. Hal ini didasarkan pada Brahmi kuno, sistem tulisan utama dari tenggara Dari itu mereka membentuk estetika konsonan cocok, dan memperluas gagasan-tanda vokal dilampirkan untuk membolehkan konsonan atau kelompok berturut-turut akan bergabung dalam 'tumpukan'. Ciri khas ini, bersama dengan berputar menarik ekor panjang dan baik rasa ruang dan tata letak, muncul di seluruh India Selatan, dan juga di Asia Tenggara.

Awalnya itu digunakan untuk menulis bahasa Sansekerta, berbagai bentuk Bahasa Prakerta termasuk Pali, dan bahasa daerah. Tetapi sesuatu tentang script ini pasti sangat mengesankan, menorehkan monumen batu pada politik dan agama; selama 500 tahun berikutnya, variasi dan evolusi itu sedang digunakan untuk menulis sebagian besar bahasa Asia Tenggara.
Di India, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi:


* Telugu

* Kannada

* Tamil

* Malayalam

* Sinhala


Di Asia Tenggara, turunannya:

* Senin - Burma

* Khmer - Kamboja

* Lanna

* Thai, Lao

* Tai lue dan bahasa Tai lain

Sunda

Nama lain untuk script - tergantung pada lokal - termasuk Gupta brahmi utara, proto-Kannada, Tamil Grantham, dll Tapi Pallava adalah nama umum bagi nenek moyang Huruf Asia Tenggara , dan berperan sebagai nomen berguna untuk ciri khas yang mengambil perusahaan seperti ini terus. Bentuk-bentuk yang ditampilkan di sini adalah berdasarkan contoh dari sekitar abad ke-7 Masehi, tetapi harus memungkinkan pengakuan dari kedua bentuk sebelumnya dan orang-orang yang mulai muncul di Asia Tenggara dari waktu ini. (Mereka diberi label * agak pasti, karena sangat sedikit yang mewakili wilayah.)



Berdiri sendiri awal vokal, dan vokal & Lampiran




Bentuk Khusus
Selain huruf/aksara pallawa ada juga huruf-huruf/aksara-aksara yang juga pernah dipakai Indonesia (lebih tepatnya kerajaan yang ada di Indonesia)pada zaman dahulu.
1. AKSARA RENCONG


Aksara rencong adalah istilah yang mula-mula digunakan oleh para peneliti belanda untuk merujuk pada aksara surat ulu yang digunakan di kawasan ulu (pegunungan) sumatra, khususnya di kerinci, bengkulu, sumatra selatan, dan lampung. Bersama dengan aksara-aksara daerah lain di sumatra, surat ulu merupakan turunan dari aksara pallawa. Pada masa lalu surat ulu dituliskan pada bambu, tanduk kerbau, dan kulit kayu.

Aksara ulu yang kadang-kadang juga dinamakan aksara kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan abjadnya, masih serumpun dengan surat batak (aksara batak).
Quote:
2. AKSARA BATAK


sistem tradisi penulisan didalam bahasa batak toba diduga telah ada sejak abad ke-13,dengan aksara yang mungkin berasal dari aksara jawa kuna, melalui aksara sumatera kuna. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis. Jumlah lambang /tanda itu sebanyak 19 buah huruf yang disebut juga induk huruf dan ditambah 7 jenis anak huruf.

Pada dasarnya huruf /ka/ tidak pernah ditemukan dalam bahasa batak toba, misalnya orang batak toba pada mulanya bila menyebutkan kopi adalah hopi, dan hoda [bukan kuda]. Tetapi sekarang ini orang batak tidak lagi menyebutnya hopi melainkan kopi, itulah perubahan pelafalan dalam bahasa batak toba.
Quote:
3. AKSARA LAMPUNG


aksara lampung yang disebut dengan had lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara pallawa dari india selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Quote:
4. AKSARA SUNDA


aksara sunda kuna merupakan aksara yang berkembang di daerah jawa barat pada abad xiv-xviii yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan bahasa sunda kuna. Aksara sunda kuna merupakan perkembangan dari aksara pallawa yang mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah lontar pada abad xvi.
Quote:
5. AKSARA JAWA
hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan (bahasa sunda) adalah aksara turunan aksara brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa jawa, bahasa madura, bahasa sunda, bahasa bali, dan bahasa sasak.
Aksara jawa modern adalah modifikasi dari aksara kawi dan merupakan abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili dua buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara ha yang mewakili dua huruf yakni h dan a, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata "hari". Aksara na yang mewakili dua huruf, yakni n dan a, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata "nabi". Dengan demikian, terdapat penyingkatan cacah huruf dalam suatu penulisan kata apabila dibandingkan dengan penulisan aksara latin.
Quote:
6. AKSARA BALI


aksara bali adalah huruf tradisional masyarakat bali dan berkembang di bali. Aksara bali merupakan suatu abugida yang berpangkal pada huruf pallawa. Aksara ini mirip dengan aksara jawa. Perbedaannya terletak pada lekukan bentuk huruf.
Quote:
7. AKSARA BUGIS/LONTARA


sejarahnya lontara mempunyai dua pengertian dalam bahasa bugis,yakni 1).lontara sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan,dan 2).lontara sebagai tulisan. Kata lontara berasal dari bahasa bugis yang berarti daun lontar karena awalnya ditulis dalam daun lontar. Daun lontar ini memiliki lebar kira-kira 1 cm sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjangnya tulisan. Tiap - tiap daun lontar disambungkan dengan menggunakan benang lalu digulung pada jepitan kayu, yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri ke kanan.aksara lontara biasa juga disebut dengan sulapaq eppaq.
Ternyata selain luas indonesia juga kaya akan budaya juga,beberapa diantaranya huruf-huruf/aksara-aksara yang telah saya sebutkan di atas.kita sebagai generasi pewaris dan penerus bangsa harus bisa menjaga dan melestarikannya.Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar